Senin, 16 Februari 2015

Contoh Data Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio



1.     DATA NOMINAL
Ø  Jenis kelamin manusia, 1 untuk pria, 2 untuk wanita.
Ø  Misalnya tentang jenis olahraga yakni tenis, basket, dan renang. Masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Tetapi angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olahraga basket lebih tinggi dari tenis ataupun sebaliknya.


Ø  Misalnya bentuk bank syariah di Indonesia: Bank Umum Syariah diberi kategori 2; BPR Syariah diberi kategori l.
Ø  Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1.
Ø  Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.

2.     DATA ORDINAL
Ø  Contoh:
Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu:
1. nilai A adalah dari 80-100
2. nilai B adalah dari 65-79
3. nilai C adalah dari 55-64
4. nilai D adalah dari 45-54
5. nilai E adalah dari 0-44
Ø  Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir), mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju.
Ø  Jawaban pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri dengan kode 5, kadang-kadang saja menghadiri dengan kode 4, kurang menghadiri dengan kode 3, tidak pernah menghadiri dengan kode 2, sampai tidak ingin menghadiri sama sekali dengan kode 1.
Ø  Contoh Skala Ordinal:
§  Urutkan merk sepeda motor berikut dari yang paling anda sukai.
§  Merk                                        Ranking
§  Yamaha                                ……….                      
§  Honda                                    ……….
§  Suzuki                                     ……….
§  Kawasaki                              ……….

Ø  Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4 dst masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst.

3.     DATA INTERVAL
Ø  Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama.
A    B    C    D    E
1      2    3     4    5
interval A sampai C adalah 3-1=2. Interval C sampai D adalah 4-3=1. Kedua interval ini dapat dijumlahkan menjadi 2+1=3. atau interval antara A dan D adalah 4-1=3. Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak terdapat titik nol absoult.
Ø  Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1,2,3,4,5 dan 6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3-1=2. Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6-3=3. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A ataupun prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B.
Ø  Data tentang suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60 derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B.
Ø  Kecerdasan intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari orang yang memiliki IQ 100.
Ø  Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval. 

4.     DATA RASIO
Ø  Contoh :
A dan B adalah dua mahasiswa Universitas “X” yang nilai mata kuliah statistik 1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A.
Ø  Jika ada 4 pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp10.000 , Rp30.000 , Rp40.000 dan Rp50.000. bila dilihat dengan ukran rasio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Dengan kata lain, rasio antara pengemudi C dan A adalah 4:1, rasio antara pengemudi D dan A adalah 5:1.
Ø  Berat badan bayi yang diukur dengan skala rasio, bayi A memiliki berat badan 3 kg. Bayi B memiliki berat 2 kg dan bayi C memiliki berat 1 kg. Jika diukur dengan skala rasio, maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C, dst.
Ø  Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg.


Ø  Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg berbeda secara nyata dengn benda yang beratnya 2kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang teringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda beratnya 2 kg dengan 3 kg. Angka 0 kg menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.

Source : Tugas saya

32 komentar:

  1. bagus blog nya i like it, ijin copy min

    BalasHapus
  2. postnya mantap min, sangat membantu makul statistik lanjutan ane :D

    BalasHapus
  3. Ijin copy yaa...smoga semakin bertambah amal kebaikannya...

    BalasHapus
  4. ijin copy yaa...smoga semakin bertambah amal kebaikannya...

    BalasHapus
  5. jadi data hasil kuesioner yg mengkur sikap termasuk interval ya?

    BalasHapus
  6. makasih sungguh sangat membantu

    BalasHapus
  7. Terima kasih, infonya sangat membantu saya.

    BalasHapus
  8. terima kasih, kalo boleh tahu untuk gambar tersebut diambil darimana? (sumbernya apa)

    BalasHapus
  9. thks referensinya...

    bandung sept 2017

    BalasHapus
  10. izin copy bu.. dan terimakasih untuk referensinya

    BalasHapus
  11. blognya bagus,gampang dimengerti, warna latar dan kursornya juga buat mata segar..

    sangat membantu. terima kasih...

    BalasHapus
  12. terima kasih banyak atas materinya, sangat membantu tugas pengantar statistik sosial

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum,,ka,,maaf mau tanya kalau datanya dari urutan angka terus dicari data nominal, rasio ordinal dan interval adakah rumusnya?

    BalasHapus
  14. Terimakasih, mohon izin untuk menjadikan acuan tugus statistik. 🖤

    BalasHapus
  15. Makasih mas, bisa membantu untuk mengerjakan tugas

    BalasHapus
  16. Semangat terus untuk mempelajari statistik donk👍😄😍

    BalasHapus
  17. Apakah frekuensi pernapasan juga bisa menggunakan skala data rasio?

    BalasHapus
  18. Izin di salin yah untuk tugas 😊

    Semoga tambah berkah

    BalasHapus