Rabu, 18 Maret 2015

Tugas Ekonomi Makro

Nama : Rika Anifiatul Mas’ula
NIM   : 514 0211 354


Masalah Riil dalam Ekspor dan Impor di Indonesia
Serta alasan terjadinya hal tersebut

Kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini adalah baik. Namun dibalik kondisi itu tersimpan masalah yang kiranya perlu dipersoalkan. Masalah ini menyangkut pada kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, selaku bank sentral. Kedua institusi ini telah gagal atau memang sengaja untuk tidak menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) dengan maksud untuk mengejar target inflasi yang rendah. Atau dengan kata lain,
berupaya agar nilai tukar rupiah menguat untuk menekan tingkat inflasi. Kebijakan ini berdampak pada tingkat pengangguran menjadi tinggi dan tidak bangkitnya sektor riil.
Kebijakan ekonomi makro seharusnya dapat menjaga keseimbangan pada perdagangan luar negeri (ekspor dan impor). Kegiatan impor berjalan mulus dengan kuatnya nilai tukar rupiah. Namun kegiatan ekspor  terganggu karena daya saingnya di pasar ekspor menjadi menurun dan dorongan untuk memperkuat ekspor juga menjadi menurun, dampak dari menguatnya nilai tukar rupiah tersebut. Harga barang ekspor Indonesia saat ini relatif mahal sementara harga barang impor menjadi murah karena nilai tukar rupiah yang semakin kuat. Kekuatan dari keduanya (ekspor dan impor) menjadi tidak seimbang dan ini tidak menyehatkan perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menjadikan pencapaian tingkat inflasi yang rendah sebagai suatu prestasi. Mereka tidak melihat pada sektor yang lainnya seperti semakin tingginya jumlah tenaga kerja yang menganggur dan sebagainya. Itu berarti mereka lebih senang bermain di sektor keuangan dari pada di sektor riil. Mereka lebih senang bermain dalam hitungan angka angka yang tidak membumi pada perekonomian Indonesia daripada bagaimana mendorong perekonomian riil, meningkatkan produksi dan meningkatkan kesempatan kerja.


Kasus Apresiasi dan Depresiasi dalam
Nilai Tukar Nominal & Nilai Tukar Riil

Kenaikan kurs riil dollar (yang disebut depresiasi riil dollar) bisa menimbulkan berbagai implikasi. Yang paling mencolok, sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan rumus tersebut, kenaikan itu akan mengakibatkan penurunan daya beli dollar si wilayah Indonesia bila dibandigkan dengan daya belinya di wilayah Amerika. Perubahan daya beli ini terjadi karena harga dollar dari barang-barang Indonesia mengalami kenaikan relative terhadap harga dollar di barang-barang Amerika.
Dalam contoh numeric kita, depresiasi nominal dollar sebesar 10% menyebabkan qS/DM meningkat menjadi 1,1 komoditi Amerika per komoditi Indonesia, ini merupakan depresiasi riil dollar terhadap DM sebesar 10%. Depresiasi ini berarti bahwa daya beli dollar terhadap barang maupun jasa Indonesia  turun 10% bila dibandingkan dengan daya belinya terhadap barang dan jasa Amerika.
Meskipun banyak unsur di tingkat harga nasional tidak bisa diperdagangkan secara internasional, kita bisa menganggap kurs riil dollar/DM, atas qS/DM, sebagai harga relative produk-produk Indonesia secara keseluruhan terhadap produk-produk Amerika. Harga relative itu adalah harga jual beli hipotesis atas komoditi Indonesia yang dilakukan oleh orang-orang Amerika (jual beli itu akan berlangsung bila jual beli terhadap harga-harga domestic dimungkinkan). Dollar dianggap mengalami depresiasi secara riil terhadap DM bila qS/DM meningkat karena daya beli hipotesis dari produk-produk Amerika secara keseluruhan terhadap produk Indonesia menurun. Barang dan jasa Amerika menjadi lebih murah dibandingkan dengan barang dan jasa Indonesia.
Adapun apresiasi riil dollar terhadap DM merupakan penurunan dalam qS/DM. penurunan ini menunjukkan merosotnya harga relative dari produk-produk di Indonesia, atau meningkatnya daya beli dollar di Indonesia (bila dibelanjakan di Indonesia) dibandingkan dengan daya belinya di Amerika.
Cara kita menyatakan depresiasi maupun apresiasi riil dollar terhadap DM sama dengan kita yang kita gunakan pada kurs nominal (yaitu ES/DM) artinya adalah depresiasi dollar, ES/DM turun berarti dollar mengalami apresiasi. Rumus yang telah dibahas tadi menunjukkan bahwa bila harga-harga output tidak berubah, depresiasi maupun apresiasi nominal akan menimbulkan depresiasi atau apresiasi riil, dan demikian juga sebaliknya.jadi pembahasan kita mengenai perubahan kurs riil juga melibatkan, pada kasus khusus pengamatan bila harga uang domestic dan berbagai barang tetap, maka depresiasi dollar akan mengakibatkan barang-barang di Amerika menjadi lebih murah jika dibandingkan barang-barang dari Negara lain, sedangkan apresiasi nominal dollar menyebabkan hal sebaliknya yaitu membuat barang Amerika menjadi lebih mahal.

source : Tugas Saya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar